Selasa, 24 November 2015

Debat Publik Paslon Bupati/Wakil Bupati

sukogelap kemiri
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Puworejo kembali saling menunjukkan kemampuannya, dalam debat publik putaran  terakhir, di Gedung Wanita A Yani. Masing-masing pasangan calon yang diberi waktu menjawab selama tiga menit, saling membagi waktu menjawab dengan saling melengkapi. Debat publik dibuka Ketua KPU Kabupaten Purworejo Drs Dulrokhim, dan dihadiri KPU Jateng, Ketua DPRD, Sekda, Asisten, beberapa camat, tim sukses masing-masing paslon, serta ratusan orang baik di dalam gedung dan di luar gedung. Debat publik tersebut dipandu Andreas Pandiangan MSi selaku moderator.

Dalam sambutannya Dulrokhim mengatakan, debat publik ini merupakan proses pendewasaan politik masyarakat melalui tukar pikiran yang memiliki makna politis. Artinya sebagai wahana pendidikan politik masyarakat yang mengajarkan dan membentuk sikap serta perilaku politik masyarakat semakin rasional, mau menerima perbedaan, dan berpartispasi atas dasar kesadaran bersama untuk membangun bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan.

Juga memiliki makna sosiologis, artinya mampu mewujudkan kehidupan masyarakat yang semakin sadar akan hak dan kewajibannya, memiliki tanggungjawab moral, tertib social serta membentuk perilaku politik yang santun, kooperatif, saling menghormati dan tidak anarkis. “Diharapkan dengan debat publik, masyarakat memiliki gambaran yang komprehensif terhadap visi misi dan program kerja pasangan calon, sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan pilihannya,” katanya.

Pasangan Hj Nurul Triwahyuningsih SE dan H Budi Sunaryo AMd, dalam menyikapi kurangnya listrik di pelosok, berjanji memenuhi kebutuhan listrik dengan pemberdayaan tenaga angin, juga akan bekerjasama dengan PLN. Terkait banyaknya pasar modern, menurutnya tetap diperlukan pasar modern namun juga harus diimbangi dengan meningkatkan pasar tradisional untuk mendongkrak perekonomian masyarakat di pedesaan. Termasuk akan membuka mall di Purworejo untuk antisipasi masyarakat agar tidak belanja diluar Purworejo dengan maksud perputaran uang dan pajak tetap di Purworejo.

Dalam memberikan teladan kepada masyarakat, pasangan ini akan melakukan melalui tata krama, etika, dan saling menghargai  berahklaq baik, juga tidak akan mengecewakan masyarakat. Dalam program strategisnya, akan mensinergikan dengan pemerintah pusat dan provinsi dengan melakukan koordinasi. “Karena kita satu kesatuan, sehingga dengan koordinasi yang baik akan mendapat dana besar untuk pembangunan Kabupaten Purworejo lebih maju dan sejahtera,” paparnya.

Sementara pasangan Ir H Hamdan Azhari dan Suhar antara lain akan memberdayakan bendungan Bener untuk menghasilkan listrik agar kebutuhan listrik masyarakat dapat terpenuhi bahkan mampu untuk menyuplai kebutuhan listrik kabupaten sekitar, sehingga dapat meningkatkan kemajuan Purworejo. Sedangkan keberadaan pasar modern, akan ditertibkan dan akan diminta untuk menampung produk lokal. Juga memberdayakan pasar-pasar tradisional untuk membentuk koperasi sehingga kesejahteraan masyarakat lebih meningkat dengan sekaligus memasarkan produk lokal.

Terkait teladan kepada masyarakat, menurutnya akan melayani masyarakat 24 jam dalam bentuk apapun, juga menjaga ahklak yang baik dan (tidak jarkoni mung iso ujar raiso nglakoni), namun lebih pada tindakan nyata untuk mewujudkan Purworejo lebih maju dan sejahtera. Untuk program strategis yang ditawarkan, yakni pro kemiskinan dan pro pengangguran, yang akan diupayakan percepatan pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Juga akan selalu menerima masukan dan usulan dari wakil bupati sebagai bentuk kerjasama yang sinergis.

Sedangkan Pasangan H Agus Bastian SE MM dan Hj Yuli Hastuti SH, akan mengutamakan kebutuhan listrik dengan pemberdayaan tenaga matahari. “Sudah banyak penerangan jalan yang sudah menggunakan tenaga matahari, sehingga tidak mengandalkan keterbatasan PLN,” katanya.

Terkait keberadaan pasar modern, menurutnya dengan adanya MEA tidak bisa dicegah, namun lebih ke pemberdayaan pasar-pasar modern tradisional untuk dibangun di pelosok-pelosok, agar perekonomian tidak terpusat di kota. Sedangkan dalam memberikan teladan, akan dilakukan dengan cara kepemimpinan yang bersih berwibawa dengan pola kepemimpinan bapak anak seperti keluarga segala sesuatunya dengan rembugan, tetap menjaga kebersamaan dan tidak akan semena-mena kepada staf. Juga pemimpin yang menempatkan  sebagai garda terdepan dan tidak akan mengorbankan birokrasi dalam menghadapi resiko.

0 komentar:

Posting Komentar