Senin, 30 Januari 2017

Prodeskel PMD

Malam ini bberapa Perangkat Desa di bantu dari pihak kecamatan menyelesaikan pengisian data Prodeskel PMD. Karena hanya Desa Sukogelap yang belum menginput data secara online. Hal ini disebabkan karena pemasangan internet yang mulur dari perencanaan.

Menurut Kepala Urusan Pemerintahan Desa Sukogelap Bapak Darmaji yang di wawancarai oleh tim dari situs sukogelap mengatakan bahwa sebenarnya sudah mau dikerjakan hanya saja terkendala oleh pemasangan jaringan internet di desa. ya sebenarnya saya bisa saja kewarnet ataupun pinjam wifi di kecamatan. Namun jarak desa Sukogelap dari kecamatan cukup jauh.


Jumat, 27 Januari 2017

STOP PENDIDIKAN DENGAN KEKERASAN FISIK

STOP KEKERASAN FISIK PADA ANAK
Banyaknya kasus kekerasan fisik yang terjadi pada kegiatan pendidikan, seharusnya sudah dihilangkan dan tidak boleh terjadi berulang.  “Saya minta mahasiswa asal Purworejo yang menempuh Perguruan Tinggi diluar, maupun mahasiswa yang di Purworejo supaya berkomitmen stop dan akhiri kegiatan pendidikan yang mengarah pada kekerasan fisik,” tandas Asisten Administrasi dan Kesra Sekda Purworejo Drs Muh Wuryanto MM, pada pembukaan ekspo universitas 2017 yang berlangsung hari ini Jum’at (27/1) di gedung SMAN 7 Purworejo.   Pembukaan yang ditandai dengan pemukulan gong tersebut, juga disaksikan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DinDikpora) DR Akhmad Kasinu MPd, Kepala Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Purworejo Sumharjono SSos MM, Polres dan sejumlah pejabat  jajaran Dindikpora.

Lebih lanjut Wuryanto mengingatkan, adanya kekerasan fisik dalam pendidikan supaya menjadi perhatian bersama, termasuk mahasiswa sendiri bisa menghindari bentuk-bentuk pendidikan kekerasan fisik baik kegiatan intra maupun ekstra. Selain merugikan diri mahasiswa juga merugikan sekolah. Apalagi hingga membawa korban jiwa, sangat tidak mendidik model pembelajaran seperti itu. “Lebih baik berinovasi dalam dalam belajar dan berprestasi untuk meraih kesuksesan,” harapnya.

Pada bagian lain Wuryanto mengapresiasi kegiatan ekspo universitas 2017. Teriring harapan, dapat bermanfaat bagi pelajar yang akan melanjutkan pada jenjang pendidikan berikutnya. Banyak keberhasilan yang dicapai lulusan mahasiswa asal Purworejo seperti menduduki jabatan sebagai Kepala SKPD, Direktur, bahkan saat ini ada yang menjabat sebagai sekretaris Menteri PAN dan RB di pemerintah pusat di Jakarta. “Hal ini bisa dijadikan penyemangat para mahasiswa untuk lebih dan lebih lagi dalam berinovasi dibidang pendidikan,” paparnya.

Sementara itu ketua panitia Yohanes menjelaskan, pelaksanaan kegiatan ekspo universitas 2017 sebagai upaya kepedulian himpunan mahasiswa Purworejo seluruh Indonesia  dalam ikut berperan mensukseskan pendidikan. Dengan membawa tujuan untuk mengedukasi dan membantu  pelajar SMA SMK MA dan setara di Kabupaten Purworejo agar termotivasi melanjutkan pendidikan  serta mendapat kejelasan tentang sejumlah Perguruan Tinggi di Indonesia. “Sehingga ketika lulus, sudah memiliki kepastian untuk melanjutkan pada Perguruan Tinggi yang sesuai,” katanya.

Dalam ekspo yang berlangsung dua hari tersebut, diikuti 28 Perguruan Tinggi dengan pendanaan kegiatan ekspo dari donator, kontribusi peserta  Perguruan Tinggi,  juga sponsor berjumlah Rp.28 juta lebih.

Sumber: Purworejo

Kamis, 26 Januari 2017

Desa Sukogelap Pasang Internet


Akhir nya datang juga” begitulah ucapan yang terucap dari salah seorang yang ada di Kantor Kepala Desa Sukogelap Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo, mengapa tidak ? yang di tunggu – tunggu akhirnya datang juga yaitu Internet Desa.

Internet Desa merupakan upaya pendukung bagi Pemerintah Desa Sukogelap Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo untuk bersaing di bidang Teknologi, Informasi & Komunikasi (TIK) dan sebagai promosi potensi yang ada di Desa baik di bidang Pariwisata maupun bidang lainnya dan sebagai informasi ke dunia luar tentang apa yang ada di Desa sekarang terutama manfaat yang paling jelas dari Internet Desa adalah untuk Pengelolaan Website Desa








Pentingnya Media Audio Visual Dalam Pengembangan Kawasan Perdesaan Agropolitan

Kawasan Perdesaan memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Bukan hanya dikarenakan sebagian besar rakyat Indonesia bertempat tinggal di perdesaan, tetapi kawasan perdesaan memberikan sumbangan besar dalam menciptakan stabilitas nasional. Pembangunan kawasan perdesaan merupakan bagian dari rangkaian pembangunan nasional yang merupakan rangkaian upaya pembangunan secara berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat.

Pembangunan kawasan perdesaan dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa di kawasan perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif. Pembangunan kawasan perdesaan tidak terlepas dari kapasitas masyarakat itu sendiri.

Dengan meningkatnya kapasitas masyarakat pasti akan berdampak pada kawasan itu sendiri. Kapasitas dalam konteks ini adalah penguasaan pengetahuan dan informasi maupun keterampilan menerapkan instrumen kebijakan dan program untuk menjalankan fungsi-fungsinya secara efektif dan efisien.

Salah satu cara dalam upaya pengembangan kawasan perdesaan adalah dengan malakukan upaya sosialisasi dengan menggunakan sarana audio visual. Mengapa audio visual? Menurut (Harmawan, 2007) bahwa “Media Audio Visual adalah Media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi) meliputi media yang dapat dilihat dan didengar)”.

Melihat betapa pentingnya media pembelajaran audio visual dalam pengembangan kawasan perdesaan, maka penulis angkat dalam proyek perubahan yang telah dijalani. Selain itu penggarapan ini sesuai dengan tupoksi Subdit Penyiapan Media dan Pembelajaran. Audio visual yang penulis garap berjenis Film dokumenter. Kegiatan produksi Film Dokumenter tentang pengembangan Kawasan Perdesaan dengan kategori Kawasan Agropolitan yang terletak di kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.

Dipilihnya kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang tidak terlepas dari keberhasilan kawasan tersebut keluar dari ketertinggalan. Keberhasilan ini ditopang oleh 4 desa yang memberikan sumbangan besar dalam hal pengembangan pertanian.

Setidaknya ada 5 alasan dipilihnya kawasan tersebut sebagai sample dalam pembuatan film documenter kawasan perdesaan agropolitan; Kawasan keempat desa tersebut dipilih karena memiliki potensi pertanian yang beragam dan kerjasama antar desa di kawasan tersebut telah terjalin.

Dengan keberagaman tersebut, mampu menunjang poncokusumo sebagai kawasan agropolitan 10 tahun sebelumnya ke empat desa tersebut awalnya merupakan desa yang sangat tertinggal, desa-desa tersebut masih menerima bantuan dan pendampingan dari program IDT (Inpres Daerah Tertinggal).

Setelah akses 4 jalan dibuka berkat bantuan dari pemerintah, desa-desa tersebut mulai berkembang dan mampu menjadi menjadi penyangga kecamatan Poncokusumo dalam kategori kawasan agropolitan; Untuk aktivitas perekonomin, pasar terdekat terletak di Kecamatan Poncokusumo. Sehingga hasil bumi dan lainnya dari ke empat desa tersebut di pasarkan di pasar kecamatan;

Di keempat desa tersebut banyak ditemui homestay yang dimiliki dan dikelola oleh penduduk setempat. Homestay tersebut banyak berdiri karena selain potensi agropolitan, namun juga banyak terdapat agrowisata seperti agrowisata apel, dan lain-lain.

Dalam penggarapan film dokumenter tentang kawasan perdesaan yang merupakan program proyek perubahan, melibatkan pihak internal dan eksternal. Untuk pihak internal, diantaranya Direktur Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas, Pejabat Pembuat Komitemen, Kasi Pembelajaran pada Subdit Penyiapan Media dan Pembelajaran, staf PNS yang ada, Tenaga Ahli dan Asisten Tenaga Ahli.

Sedangkan untuk pihak eksternal melibatkan Pihak ketiga selaku tim kreatif, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Malang, Camat Poncokusumo, Kepala desa Ngadirekso, Sumberejo, Pandansari dan desa Dawuhan, serta petani setempat.

Dengan banyaknya pihak terlibat ini merupakan bagian untuk mendapatkan film dokumenter yang maksimal, sehingga akan menjadi barometer pembuatan film dokumenter tentang kawasan yang lain.

Adanya film dokumenter tentang kawasan agropolitan ini, diharapkan dapat menunjang kinerja para pendamping perdesaan, aparat pemerintah desa dan pihak terkait dalam upaya mengembangkan kawasan perdesaan serta menjadi inspirasi bagi kawasan perdesaan di daerah lain.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Pengembangan kawasan agropolitan menjadi sangat penting dalam kontek pengembangan wilayah mengingat : Kawasan dan sektor yang dikembangkan sesuai dengan keunikan local, pengembangan kawasan agropolitan dapat meningkatkan pemerataan mengingat sektor yang dipilih merupakan basis aktifitas masyarakat, keberlanjutan dari pengembangan kawasan dan sektor menjadi lebih pasti mengingat sektor yang dipilih mempunyai keunggulan kompetitif dan komparatif dibandingkan dengan sektor lainnya.

Selanjutnya, memberikan wawasan dan pemahaman kepada masyarakat tentang berbagai hal yang terkait dengan pembangunan kawasan perdesaan Agropolitan secara lebih efisien dan efektif. Hal penting lainnya adalah menjadi inspirasi bagi kawasan perdesaan yang sedang mengembangkan sektor agropolitan.

Mengingat, akan pentingnya audio visual dalam bentuk film dokumenter ini, maka kedepan perlu dikembangan dan memperbanyak konten-konten media pembelajaran dalam bentuk audio visual, sehingga masyarakat lebih mudah menangkap pesan yang disampaikan.

Selain itu, perlu adanya sosialisasi terhadap hasil proyek perubahan ini kepada masyarakat luas, sehingga proyek ini tidak hanya sebatas film, serta dapat dirasakan fungsinya bagi semua kalangan.



Oleh: Dr. Sa’dullah, M.Ag *

Perangkat Desa Tidak Boleh GAPTEK

Supaya lebih efektif dan efien serta memudahkan kontrol dalam pelaporan pengelolaan dana desa, mulai tahun depan semua pelaporan keuangan desa berbasis online.

Menurut Kepala Urusan Pemerintahan Desa Sukogelap ketika di wawancarai "semua perangkat desa harus bisa menguasai teknologi komputer atau laptop serta mengakses internet, sehingga sistem pelaporan tidak lagi manual, tapi online. Pekerjaan-pekerjaan dasar seperti pembuatan presentasi elektronik dengan Microsoft Power Point, pembuatan dan pengaturan pengetikan dokumen serta surat dengan Microsoft Word, pembuatan tabel, serta berbagai perhitungan serta grafik dengan Microsoft Excel dan internet yang harus dipahami".

“Setidaknya mereka bisa belajar dasar dengan mempelajari cara mengetik dan pembuatan blanko, lalu ke depanya akan kita lanjutkan dengan cara membuat laporan keuangan, karena mulai tahun 2017 nanti semua keuangan desa harus dilaporkan secara online,” tambahnya.

"Semua pernagkat desa yang belum mengerti komputer harus mengikuti kursus komputer,agar bisa menggunakan komputer dengan baik, sehingga mafaatnya mempermudah dalam melaksanakan tugas-tugas administrasi di desa dan lebih rapi,” pungkasnya.

Gubernur Jawa Tengah Ajari Cara Cepat Melayani Masyarakat

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengajak seluruh elemen dari berbagai pihak untuk dapat melayani masyarakat dengan baik dan cepat. Dengan pelayanan yang prima, maka masyarakat tentunya akan sangat terbantu.

Ganjar Pranowo ketika ditemui saat melakukan kunjungan di Balai Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten mengatakan, pegawai negeri sebagai pelayanan masyarakat harus meningkatkan kinerja dalam hal pelayanan. Menurut Gubernur, ada berbagai hal yang bisa ditempuh, salah satu diantaranya adalah dengan memanfaatkan teknologi virtual.

"Mari kita kerja yang baik dan cepat dalam melayani masyarakat. Kita harus bisa memutar otak untuk cepat dalam pelayanan," ujar Ganjar Pranowo, Rabu (25/01/2017) siang.

Dikatakan, salah satu upaya untuk pelayanan yang cepat diantaranya dapat memanfaatkan teknologi yang sekarang sudah ada, diantaranya media sosial seperti Twitter, Facebook dan Instagram.

"Kita harus bisa memanfaatkan teknologi itu untuk melayani masyarakat. Kta harus bisa secara langsung berdiskusi meski tidak langsung dapat bertatap muka," imbuhnya.

Dirinya menjelaskan, dengan cara itu ia sudah membuktikan sendiri bahwa pelayanan bisa jauh dipercepat.

"Sudah saya buktikan, masyarakat itu harus terkejut dengan kinerja cepat kita. Oleh sebab itu saya harap seluruh pimpinan dan elemen pemerintah dapat melakukan itu," pungkasnya.

Rabu, 25 Januari 2017

Pengerjaan APBDes Lamban

Berlimpahnya anggaran yang diterima oleh Pemerintah Desa (Pemdes) di Kabupaten Purworejo tahun ini memunculkan kekhawatiran para anggota legislatif Kabupaten Purworejo. Kecemasan itu bukan tanpa sebab, pasalnya, masih ditemukan ketidakpahaman desa dalam merancang perencanaan sebelum membuat APBDes, sehingga masih copy paste dari desa lain.

Salah satu poin terpenting sebelum merancang APBDes adalah mengubah landasan dasarnya terlebih dahulu. Besarnya anggaran yang turun ke desa ini, seharusnya bisa diikuti dengan perbaikan prosedural dalam penyusunan APBDes, termasuk adanya pengawasan dan pembinaan secara berkala oleh pemerintah daerah.

Kesiapan pemerintah desa mengelola anggaran ratusan juta patut dipertanyakan. Buktinya, masih banyak desa di Kecamatan Kemiri Kabipaten Purworejo yang belum menyelesaikan penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) dan Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes).